Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Minggu, 03 Januari 2010

Arsitektonik Rumah Adat Bengkulu

RUMAH TUA SUKU REJONG LEBONG, BENGKULU

Seperti di desa tua lainnya di Lebong, bentuk dan ornament yang ada di bangunan rumah-rumah penduduknya hampir sama.

Ornament yang terdapat pada rumah-rumah penduduk asli orang Rejang terdiri dari 2 (dua) kelompok. Jenis (kelompok) pertama merupakan bangunan rumah berornamen dan memiliki seni arsitektur bernilai tinggi yang sangat erat kaitannya dengan status social dan keberadaan pemiliknya.

Rumah rumah serupa juga bisa ditemukan di desa Kota Donok. Pada umumnya, rumah asli penduduk Rejang terbuat dari bahan kayu yang berkualitas tinggi. Rumah yang terbuat dari bahan kayu (papan) tersebut mampu bertahan hingga ratusan tahun dan sampai sekarang masih utuh. Rumah-rumah tua itu selalu dihiasi dengan ornament seni yang tinggi, meskipun terlihat sangat sederhana.
Misalnya di bagian risplang rumah. Selalu dihiasi dengan ukiran penuh dengan simbol-simbol flora seperti daun, bunga atau lainnya. Demikian pula di bagian dinding rumah—terutama di bagian depan selalu dihiasi dengan ukiran dari papan, yang kemudian ditempelkan dinding kayu (menyatu).

Ciri khas ornamen klasik dengan arsitektur bernilai seni tinggi pada rumah orang Rejang mengisyaratkan status sosial pemiliknya. Ciri khasnya adalah pemasangan papan pada dinding dilakukan secara berdiri, di bagian dinding depan rumah biasanya hanya ada dua jendela dan sebuah pintu berukuran besar. Rumah orang Rejang seperti itu, biasanya memiliki ruang tamu di bagian depan yang cukup besar (beranda) .

Ciri khas lainnya rumah asli orang Rejang adalah bertingkat dan mempunyai karakter tinggi dengan tiang-tiangnya disertai bentuk rumahnya yang membujur (empat persegi panjang). Ada yang memanfaatkan tingkat bawah sebagai temat kumpul-kumpul keluarga sehari-hari dan ada yang tidak memanfaatkannya. Artinya dibiarkan kosong dan biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya untuk menyimpan bahan kayu bakar, kandang sapi, kandang ayam atau menyimpan bahan-bahan bangunan lainnya.

Rumah-rumah tua ini hampir semuanya dilengkapi kamar mandi di bagian belakang lengkap dengan pancurannya beserta tempat menyimpan berbagai alat-alat pertanian dan menggantung pakaian kerja. Karena, kalau diletakkan di ruang kamar mandi yang serbaguna itu, akan mudah untuk dicuci (dibersihkan).

Dulunya, rumah-rumah asli Rejang itu, walau papan lantainya sudah demikian mengkilat karena selalu di-pel, sebagian pemiliknya yang mampu akan menambahkan alas lantainya berupa paran (tikar anyaman dari rotan atau kulit bambu yang tua dan pilihan). Paran itu juga dianyam dengan tambahan ukiran sedemikian rupa.

Rumah-rumah itu memiliki plapon yang juga terbuat dari bahan kayu (papan) pilihan, sehingga di atasnya dimanfaatkan untuk tempat menjemur atau mengeringkan biji kopi. Menyimpan hasil perkebunan lainnya, seperti pisang, nangka dan buah-buahan lainnya.

Bangunan rumah asli orang Rejang memang sudah sedemikian maju dan itu menandakan pengetahuan orang Rejang terhadap design bangunan rumah sudah demikian tinggi. Karena, sebuah bangunan rumah mereka, sudah lengkap dengan ruang-ruangnya. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang bermusyawarah, kamar tidur, kamar gudang (tempat beras dan lainnya), dapur, kamar mandi (ruang kamar mandi), ruang menyimpanan berbagai hasil pertanian dan sebagainya. Ruangan-ruangan ini dipisahkan oleh dinding papan yang dibuat sedemikian rupa.

Arsitektonik (architectonic) : struktur logis yang diberikan oleh akal (terutama melalui pemanfaatan pembagian berlipat-dua dan berlipat tiga), yang harus digunakan oleh filsuf sebagai rencana untuk mengorganisasikan isi sistem apa pun.

Jenis Bangunan : Rumah Panggung

Fungsi : tempat tinggal

Tempat berlindung dr cuaca dan hewan buas

Tempat berlindung dari banjir

Pondasi : Bahan : Kayu

Fungsi : Sebagai penopang struktur bangunan

Ukuran : diameter : 50 cm

tinggi : 1.5 meter

Fungsi bagian bawah rumah panggung

Sebagai gudang

Sebagai tempat menyimpan kayu bakar, hasil pertanian dan perkebunan

Tangga : Bahan : Kayu medang kemuning

Jumlah anak tangga : Selalu ganjil

Alasannya : didasari makna/pengertian dan hitungan tangga, takik, tunggu, tinggal. Bilangan yang jatuh pada hitungan bilangan takik kat dan tinggal menurut kepercayaan mereka akan membinasakan rumah itu sendiri. Missal takik berarti hancur dan tinggal berarti tak ada yg bersedia menjaga di rumah itu

Bagian atas rumah panggung :

Berendo
Panjang berendo selebar rumah. Lantainya lebih rendah depicing (selangkah dari bagian dalam). Berendo memiliki fungsi social (tempat berbincang pagi dan sore dengan tamu dan tetangga akrab, menegur orang lewat, bermain ank-anak), fungsi ekonomis (tempat menukang, membuat alat transportasi), dan tempat menjemur pakaian.

Umeak Danea
Merupakan bagian ruang dalam paling depan. Umeak dana ini berfungsi sebagai tempat menerima tamu, musyawarah, tempat duduk para bujang waktu bersyair, dan tempat duduk tamu anak gadis.

Pedukuak
Merupakan tempat tidur orang tua, juga terdapat pemenyap atau tempat menyimpan barang berharga dan tikar.

Geligei
Loteng di atas pedukuak dan R. menyambei. Merupakan ruang tidur anak gadis dan tempat mereka menyambut tamu teman perempuannya. Tangga untuk naik ke geligei dapat di naik-turunkan. (lihat gambar potongan A-A)

Ruang menyambei
Merupakan ruangan tempat perempuan menyambei. Ruangan ini dibatasi dengan sekat berupa jendela tak bertutup. Gang yang terdapat di ruang ini merupakan jalan menuju dapur (lihat gambar potongan A-A)

Dapur
Merupakan tempat untuk memasak, berdiang, dan tempat makan.

Ga-ang
Bagian dari dapur, dekat tangga luar belakang. Ga-ang merupakan ruang terbuka seperti berendo. Berfungsi tempat mencuci, menyimpan air, dan menjemur bahan makanan. Lantainya terbuat dari bambu bulat, sehingga waktu mencuci, air langsung mengalir ke bawah. Di ujung ga-ang terdapat Kepato Lesat Buluak Bioa (rak-rak tempat perian dan bambu air)

susunan dan fungsi ruang ini sangat ditaati oleh masyarakat Rejang. bagi mereka, malanggar susunan dan fungsi ruang pada rumah ini sama dengan melanggar adat istiadat.

Lantai : Bahan : papan kayu

Dinding : Bahan : kayu

Ukiran : simbol-simbol flora seperti dedaunan dan bunga

Alasan : menurut kepercayaan agar diberi kemudahan dalam bertani dan berkebun dan memiliki keindahan dan kenyamana

Pilar/tiang : Bahan : Balok Kayu

Ukuran : 50 cm

Fungsi : Penopang struktur kuda-kuda

Pintu : Bahan : kayu medang kemuning

Ukiran : simbol-simbol flora seperti dedaunan dan bunga

Alasan : menurut kepercayaan agar diberi kemudahan dalam bertani dan berkebun dan memiliki keindahan dan kenyamanan.

Fisik Pintu :

Jendela dan ventilasi/bukaan : Bahan : Kayu

Fungsi : Sebagai sirkulasi udara

` Ukiran : simbol-simbol flora seperti dedaunan dan bunga

Alasan : menurut kepercayaan agar diberi kemudahan dalam bertani dan berkebun dan memiliki keindahan dan kenyamanan.

Jendela Ventilasi/bukaan

Plapon : Bahan : Papan Kayu

Fungsi : sebagai tempat mengeringkan biji kopi dan menyimpan hasil perkebunan dan pertanian

Lisplank : Bahan : Kayu

Ukiran : simbol-simbol flora seperti dedaunan dan bunga

Alasan : menurut kepercayaan agar diberi kemudahan dalam bertani dan berkebun dan memiliki keindahan dan kenyamanan.

Atap : Bahan : ijuk enau atau sirap
Fungsi : malindungi dari hujan dan terik matahar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar